Kembali lagi Tanocraft mengadakan pelatihan, pasca pelatihan sebelumnya yang diadakan paa akhir Agustus. Alissa Wahid menjadi pemateri dalam kegiatan ini. Peserta yang hadir kali ini tidak hanya ibu – ibu dampingan Tanocraft, namun juga dihadiri ibu – ibu mantan buruh migran yang menjadi dampingan Tanoker.
Materi komunikasi ini terbagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama adalah komunikasi internal di keluarga dan kelompok. Lalu sesi kedua adalah komunikasi dengan masyarakat termasuk dengan pemerintah desa dan kecamatan. Dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain ini tidak selalu berjalan lancar, bahkan muncul konflik. Sebagai manusia yang memiliki ego, kita butuh persetujuan, pengakuan dan penghargaan. Semua terpusat pada diri sendiri. Sementara sebagai makhluk sosial, kita harusnya bisa saling menguatkan. Untuk saling menguatkan ini, Alissa Wahid mengajak peserta untuk belajar tentang Rekening Bank Emosi. Setiap persentuhan dengan orang lain adalah transaksi penarikan dan setoran. Ini laiknya kita menabung di bank konvensional. Setiap kali melakukan setoran artinya kita memahami, perhatian pada hal-hal kecil, menjaga komitmen, memperjelas harapan, menunjukkan integritas pribadi, meminta maaf bila harus menyakiti orang lain. Sementara penarikan adalah semua lawan setoran. Ada juga setoran khusus, yakni lima bahasa cinta waktu, pelayanan, hadiah, sentuhan fisik, serta kata-kata.
Selain komunikasi dengan orang terdekat, Alissa Wahid juga memberikan materi untuk bisa berkomunikasi dengan calon pembeli serta pemerintah desa atau kecamatan. Sebelum berbicara kita harus yakin pada isi dan tujuan pembicaraan. Jika perlu boleh membawa catatan sehingga pembicaraan bisa terarah. Sangat perlu untuk menarasikan pembicaraan sehingga untuk membuat audiens merasa “nyambung”. Rasa grogi, takut, atau bingung akan hilang seiring dengan semakin seringnya kita berkomunikasi.
Pada tanggal 29 - 30 Agustus 2015 diadakan pelatihan Pengorganisasian Kelompok di aula Tanoker. Kegiatan dimulai dari jam 09.30-15.30. Peserta yang hadir adalah perwakilan dari kelompok dampingan Tanocraft sejumlah 42 orang. Kelompok tersebut antara lain Edelweis, Damar Wulan, C’ria D’Ombo Craft, Melati dan Mom’s and Kids . Empat kelompok merupakan kelompok lama dan dua yang lain adalah kelompok baru. Pemateri pelatihan ini adalah Titik Hartini, seorang fasilitator handal dari Jakarta yang sudah berpengalaman di bidang pendampingan wirausaha perempuan.
Kegiatan di Tanocraft pada bulan Agustus dimulai dengan proses produksi. Memasuki minggu kedua, selama empat hari mulai dari Senin - Kamis (10-13/8) kami mengadakan proses pelatihan dasar menjahit tangan. Tujuan diadakan kegiatan ini adalah untuk mengenalkan keterampilan menjahit dasar bagi anggota baru sehingga mereka mempunyai kemampuan sama dengan anggota lama. Pelatihan ini juga menjadi ajang pelatihan bagi anggota lama untuk menjadi trainer sehingga dapat dikatakan sebagai ToT bagi anggota lama.
Pelatihan ini dibagi menjadi dua gelombang karena jumlah anggota baru mencapai 40 orang sehingga tidak efektif jika dilakukan sekaligus. Olehkarenanya, gelombang I terdiri atas 18 peserta dan gelombang II sebanyak 16 peserta. Fasilitator dari kegiatan ini adalah Sutopo, Koordinator Pendampingan Tanocraft. Ia dibantu oleh enam orang anggota lama. yakni mbak Sudarmi, Sofie Arifah, Ainiyah, Faik Anggraini, Anik Setiawati, dan Siti Romaiyah.
Bahan yang digunakan pada pelatihan adalah kain flanel, kain dril, aneka perca batik. Sementara untuk bahan yang digunakan adalah gunting, jarum, benang aneka warna, lem, gantungan kunci, dan pin. Sedangkan materi yang disampaikan pada pelatihan adalah membuat bros bunga, alfabet, dan gantungan kunci berbahan dasar flanel. Sedangkan hari kedua akan membuat aplikasi perca batik yg diaplikasikan pada kain blacu dan dril.
Inilah calon wirausaha baru kami, perempuan Ledokombo. Dukung kami dg memberikan apresiasi terhadap karya yg kami hasilkan.
Mator Sakalangkong.